Kode ICD 10 Disfagia – Didalam dunia medis, pengetahuan apa itu kode ICD 10 wajib dikuasai oleh para tenaga medis seperti dokter dan perawat. Di mana nantinya kode ICD 10 berguna untuk mengelompokkan setiap jenis penyakit.
Tidak hanya itu, setiap kode ICD 10 dari seluruh penyakit di dunia telah ditentukan oleh World Health Organization (WHO). Dan di Indonesia sendiri kode ICD 10 kerap juga dikenal dengan kode diagnosa BPJS Kesehatan.
Dari banyaknya penyakit dan gangguan kesehatan lain yang ada, nantinya akan memiliki kode ICD 10 yang berbeda satu sama lain. Bahkan dalam kasus yang sama namun letak gangguan tersebut tidak sama juga akan membuat kode ICD 10 berbeda pula.
Nah pada kesempatan kali ini kami kodebpjs.com akan sajikan informasi mengenai salah satu kode ICD 10 dari gangguan Kesehatan yang ada. Di mana kali ini akan bahas mengenai kode ICD 10 penyakit bernama disfagia.
Apa Itu Disfagia
Namun sebelum lanjut ke pembahasan mengenai kode ICD 10-nya, alangkah baik Anda mengetahui terlebih dahulu pengertian dari disfagia. Mungkin sebagian orang akan asing dengan apa itu disfagia, jadi pahami dahulu gangguan kesehatan satu ini.
Di mana disfagia adalah gangguan berupa sulit menelan, yang nantinya para penderita disfagia membuat penyaluran makanan atau minuman dari mulut ke dalam lambung membutuhkan usaha yang lebih besar dan waktu yang lebih lama dari biasanya.
Nantinya para penderita disfagia akan kesulitan menelan yang bisa disertai adanya rasa nyeri proses saat menelan. Bahkan bisa saja tersedak atau batuk ketika di bawa minum maupun makan serta adanya rasa nyeri pada ulu hati.
Secara umum, disfagia bisa disebabkan oleh berbagai kondisi seperti misalnya adanya sumbatan dikerongkongan, gangguan otot, gangguan sistem saraf bahkan adanya kelainan bawaan (kongenital) dari sejak lama.
Kode ICD 10 Disfagia
Jika sudah tahu apa pengertian gangguan kesehatan bernama disfagia atau kondisi sulit menelan, maka selanjutnya tinggal mengetahui kode ICD 10-nya. Di mana gangguan kesehatan ini akan memiliki kode ICD 10 yang berbeda dengan gangguan lain.
Di mana untuk kode ICD 10 disfagia adalah R13, jelas ini berbeda dengan kode ICD 10 atau dikenal dengan kode diagnosa BPJS kesehatan lainnya. Jadi jika menemui kode R13, Anda bisa disimpulkan itu adalah kode ICD gangguan disfagia.
Penyebab Disfagia
Setelah tahu kode ICD 10 dari gangguan kesehatan sulit menelan di atas, maka selanjutnya Anda juga perlu mengetahui informasi lain seputar disfagia seperti faktor penyebab. Di mana disfagia seperti sudah di jelaskan di atas, jika ada beberapa faktor penyebabnya.
- Adanya gangguan otot yang bisa disebabkan oleh penyakit skleroderma maupun akhalasia.
- Adanya gangguan sistem saraf seperti stroke, demensia, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, tumor otak maupun myasthenia gravis.
- Adanya sumbatan atau penyempitan pada kerongkongan seperti kanker mulut, kanker tenggorokan, benda asing, peradangan di kerongkongan, gondok atau adanya jaringan parut akibat GERD.
- Kelainan kongenital seperti cerebral palsy maupun bibir sumbing.
Gejala Disfagia
Jika sudah tahu kode ICD 10 dan penyebab, Anda juga perlu mengetahui apa saja gejala maupun tanda-tanda yang akan muncul. Untuk gangguan otot, sumbatan kerongkongan atau penyakit gangguan saraf yang menyebabkan terjadinya kesulitan menelan atau disfagia akan memunculkan beberapa gejala, misalnya:
- Air liur akan secara terus-menerus keluar.
- Asam lambung naik ke tenggorokan.
- Berat badan mulai turun turun akibat tidak adanya asupan makan.
- Jelas akan kesulitan menelan makanan atau minuman.
- Makanan terasa tersangkut pada tenggorokan.
- Makanan yang sudah ditelan bisa saja keluar kembali.
- Muncul rasa nyeri dibagian ulu hati.
- Suara akan menjadi serak.
- Tersedak atau batuk saat makan maupun minum.
- Timbul rasa nyeri saat menelan.
Pengobatan Disfagia
Setelah merasakan beberapa gejala-gejala di atas dan justru memburuk, maka bisa segera untuk konsultasi ke dokter agar mendapat penanganan. Secara umum dokter akan melakukan serangkaian diagnosis terlebih dahulu guna memastikan kondisinya.
Diagnosis yang akan dilakukan dokter mulai dari memeriksa indeks massa tubuh (IMT/BMI) guna melihat apakah pasien kekurangan nutrisi akibat kesulitan menelan. Jika sudah dilanjut dokter akan meminta pasien meminum air dalam takaran tertentu secepat mungkin.
Jika catatan waktu didapat serta jumlah air tertelan nantinya akan membantu dokter menilai kemampuan pasien dalam menelan. Namun untuk menentukan penyebab terjadinya disfagia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lain seperti:
- Endoskopi : Memeriksa kondisi saluran pernapasan atas yaitu hidung sampai tenggorokan dan memeriksa kondisi kerongkongan sampai lambung.
- Fluoroskopi : Memeriksa dengan sinar-X dan dipandu oleh zat khusus sebagai kontras (barium) guna merekam gerakan otot saat menelan.
- Manometri : Memeriksa guna melihat seberapa baik kerja esogafus dengan cara mengukur besar tekanan otot pada organ tersebut saat menelan.
- Pemindaian dengan CT scan, MRI dan PET scan : Guna melihat kondisi mulut sampai kerongkongan secara lebih detail.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan di atas baru nantinya dokter akan melakukan penanganan. Tujuan pengobatan disfagia yaitu untuk menjaga asupan nutrisi pasien dan mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan. Selain mengatasi penyebab, beberapa metode pengobatan guna menjaga asupan nutrisi cukup pada pasien.
1. Terapi Menelan
Dokter akan menyarankan untuk melakukan terapi menelan pada penderita disfagia yang akan dibimbing oleh terapis khusus. Terapis ini akan mengajarkan bagaimana proses menelan selama masa penyembuhan agar pasien tetap dapat menelan makanan.
2. Selang Makan
Selain itu, dokter juga akan memasang selang makan untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan nutrisinya selama fase pemulihan mulut dan faring. Tidak hanya itu, selang makan juga bisa digunakan untuk memasukkan obat-obatan.
3. Obat-obatan
Selain beberapa penanganan di atas, dokter juga akan memberikan obat-obatan guna mengurangi gajela – gejala yang muncul. Adapun beberapa jenis obat-obatan yang bisa diberikan kepada penderita disfagia antara lain:
- Obat guna mengurangi asam lambung (ranitidin dan omeprazole).
- Obat guna melumpuhkan otot kerongkongan yang kaku akibat akhalasia (botulinum toxin).
- Obat guna melemaskan otot kerongkongan bagian bawah (amlodipine dan nifedipine).
Pencegahan Disfagia
Lalu setelah mengetahui kode ICD 10, penyebab, gejala dan penanganan yang diperlukan. Maka selanjutnya kami akan sajikan juga informasi pencegahan guna membantu meringankan gejala yang muncul. Adapun beberapa pencegahan yang bisa dilakukan yaitu melakukan perubahan gaya hidup seperti:
- Hentikan kebiasaan minum alkohol, merokok dan minum kopi.
- Hindari makanan yang menyebabkan gejala bertambah parah seperti selai, mentega, karamel maupun jus.
- Memotong makanan menjadi ukuran lebih kecil.
- Mengubah kebiasaan seperti makan menjadi lebih sedikit jumlahnya namun lebih sering.
Demikian kiranya pembahasan kode ICD 10 disfagia beserta informasi terkait lainnya yang dapat kodebpjs.com sajikan. Semoga dengan adanya pembahasan terkait apa itu kode ICD 10 gangguan kesehatan sulit menelan di atas bisa bermanfaat untuk semua yang membutuhkan.