Kode ICD 10 ASD – Seperti sudah diketahui secara umum, ICD merupakan suatu sistem klasifikasi penyakit dan beragam tanda, simptoma, kelainan, komplain bahkan penyebab eksternal suatu penyakit.
Nah dari setiap kondisi kesehatan tersebut, nantinya akan diberikan sebuah kategori serta kode yang berbeda satu sama lain. Antara KODE ICD 10 FEBRIS, jantung, ginjal, pusing dan lainnya akan berbeda.
Selain itu, kode ICD 10 juga banyak orang menyebutnya sebagai KODE DIAGNOSA BPJS KESEHATAN. Nantinya dari berbagai macam dan jenis penyakit yang bisa menyerang tubuh akan memiliki kode-kodenya sendiri.
Nah, pada pembahasan ini kodebpjs.com akan sampaikan informasi mengenai kode ICD 10 dari penyakit atau gangguan bernama ASD. Mungkin banyak dari Anda yang penasaran akan kode ICD 10 serta apa itu ASD itu sendiri.
Untuk lebih jelas mengenai kode ICD ASD nya sendiri, berikut akan disampaikan secara lengkap di bawah ini. Jadi, terus untuk simak dan ikuti pembahasan ini sampai akhir agar rasa penasaran Anda bisa terjawabkan.
Apa Itu ASD
ASD sendiri adalah singkatan dari Autism Spectrum Disorder atau banyak orang mengenalnya dengan sebutan autisme/autis. Di mana ASD adalah gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi atau berperilaku.
Tidak hanya autisme, ASD juga nantinya bisa mencakup sindrom Asperger, sindrom Heller dan gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS). Dengan begitu, sangat penting untuk mewaspadai gejala atau ciri-ciri autisme sedini mungkin walaupun autisme tidak bisa disembuhkan.
Kode ICD 10 ASD
Mengenai kode ICD 10 atau kode diagnosa itu sendiri, ASD diberikan sebuah memiliki Q21.1. Kode ini akan berbeda dengan kondisi gangguan pada tubuh lainnya, bahkan dengan tanda-tanda penyakit lain pun terkadang memiliki perbedaan satu sama lain.
Penyebab ASD
Mengenai penyebab ASD sendiri sampai saat ini masih belum diketahui secara jelas. Namun, para ahli mengidentifikasi dan menyebutkan adanya beberapa gen yang dicurigai memiliki kaitan dengan ASD. Terkadang gen-gen ini muncul dan bermutasi secara spontan.
Bahkan dari beberapa kasus yang pernah ada, orang juga memungkinkan mewarisi gen tersebut dari orangtua. Seperti misalnya kasus anak kembar, autisme bisa terjadi akibat gen kembar misalnya saat satu anak mengidap autisme, maka yang lain memiliki risiko autisme sekitar 36 – 95%.
Bagi mereka yang mengidap ASD juga bisa mengalami perubahan di area-area utama otak yang akan memengaruhi cara bicara dan perilaku. Faktor lingkungan juga akan berperan dalam nantinya pengembangan ASD, meskipun dokter bisa mengkonfirmasi kebenarannya.
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan faktor risiko seorang mengalami ASD. Adapun beberapa faktor risiko tersebut, seperti misalnya:
- Bayi Prematur. ASD juga akan lebih sering terjadi pada bayi prematur (sebelum 26 minggu) dengan berat badan rendah.
- Jenis Kelamin. Biasanya ASD akan terjadi 4 kali lebih sering pada laki-laki dari pada wanita.
- Paparan Bahan Kimia & Obat Tertentu. Paparan logam berat, obat valproic acid (Depakene) atau thalidomide (Thalomid) pada janin dapat meningkatkan risiko ASD pada bayi.
- Riwayat Keluarga. Keluarga di mana memiliki anak autis mungkin akan memiliki anak autis lain (turunan).
- Penyakit Lain. ASD cenderung terjadi lebih sering pada anak dengan genetik atau kondisi kromosom tertentu, seperti sindrom fragile X atau sklerosis tuberous.
Gejala ASD
Jika sudah tahu pengertian, kode ICD, dan penyebabnya, Anda juga perlu tahu mengenai gejala-gejala apa saja yang dapat dialami oleh para penderita ASD. Nantinya gejala maupun tanda ASD/autisme akan di golongkan dalam dua kategori:
Pertama: Kategori ini merujuk pada penderita autisme dengan gangguan dalam melakukan interaksi sosial dan berkomunikasi. Biasanya gejala ini bisa meliputi masalah kepekaan terhadap lingkungan sosial dan gangguan penggunaan bahasa verbal atau nonverbal.
Kedua: Kategori ini merujuk pada penderita autisme dengan gangguan dalam melakukan penderita ASD/austime dengan gangguan yang meliputi pola pikir, minat serta perilaku berulang yang kaku. Contoh gerakan berulang (mengetuk-ngetuk atau meremas tangan) dan merasa kesal saat rutinitas terganggu.
Selain itu, umumnya, penyandang autisme juga akan cenderung memiliki masalah dalam belajar dan kondisi kejiwaan lain, seperti mengalami gangguan hiperaktif atau disebut juga Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), kecemasan bahkan sampai depresi.
Pengobatan ASD
Memang tidak ada tes atau pemeriksaan khusus yang bisa dilakukan untuk diagnosis ASD. Namun biasanya dokter akan memberikan pemeriksaan berdasarkan laporan perilaku dan pengamatan yang lakukan dalam kurun waktu tertentu.
Berbicara pengobatan sendiri, ASD memang tidak dapat disembuhkan. Dengan begitu, para orang tua harus senantiasa mewaspadai gejalanya sedini mungkin. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar nantinya penanganan bisa dilakukan untuk membantu penyandang ACD bisa menyesuaikan diri.
Secara umum tindakan penanganan yang bisa dilakukan sendiri di tiap penderita akan berbeda-beda. Namun, penanganan diberikan bagi para penderita ASD yaitu berupa tindakan terapi, seperti misalnya metode terapi:
- Pemberian Obat-obatan
- Terapi Tingkah Laku
- Terapi Kemampuan Sosial
- Terapi Perkembangan
- Terapi Keluarga
- Terapi Fisik atau Fisioterapi
- Terapi Bermain
- Terapi Visual
- Terapi Wicara
- Terapi Okupasi
- Terapi Biomedis
- Lakukan terapi-terapi di atas secara rutin.
Pencegahan ASD
Mengenai pencegahan sendiri, memang belum ada pencegahan pasti yang dapat dilakukan. Namun, saat di awal-awal si kecil menunjukkan gejala maka orang tua harus segera mungkin hubungi dokter dan konsultasikan. Penanganan ini harus dilakukan sedini mungkin agar penderita ASD dapat meningkatkan keefektifan perkembangan.
Mungkin kiranya itu saja yang bisa kodebpjs.com sampaikan mengenai kode ICD 10 dan informasi lain seputar ASD atau banyak orang menyebutnya gangguan autis. Dengan adanya informasi kode ICD 10 di atas, semoga bermanfaat dan berguna bagi semua