Kode ICD 10 BPH – Dari banyaknya masalah penyakit yang bisa menyerang tubuh manusia, semua itu akan diberikan kode-kode berbeda satu sama lain. Nah kode itu sendiri bernama kode ICD.
Selain dikenal dengan kode ICD, banyak orang Indonesia yang juga lebih mengenalnya dengan kode BPJS. Dari banyaknya penyakit, tentu juga akan membuat kode ICD juga akan banyak.
Tentunya untuk mengingat satu persatu kode ICD itu sendiri, banyak orang yang tidak mampu. Dengan begitu, pada pembahasan kali ini kodebpjs.com akan menyampaikan informasi mengenai salah satu kode ICD dari satu penyakit.
Di mana kode ICD 10 yang akan di bahas itu sendiri yaitu mengenai kode ICD 10 BPH. Mungkin banyak dari Anda bertanya apa itu sebenarnya penyakit BPH merupakan masalah atau gangguan kesehatan apa?
Tidak perlu khawatir akan hal itu, karena pada pembahasan ini akan disampaikan secara lengkap mengenai kode dan informasi lainnya. Jadi, bagi Anda yang penasaran akan kode ICD BPH ikuti pembahasan ini sampai akhir.
Apa Itu BPH?
BPH sendiri merupakan singkatan Benign prostatic hyperplasia. Di mana BPH adalah suatu kondisi pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah kondisi ketika kelenjar prostat membesar.
Hal itu yang nantinya akan mengakibatkan aliran urine menjadi tidak lancar dan buang air kecil terasa tidak tuntas. Kelenjar prostat di maksud ini hanya ada dan dimiliki oleh seorang dengan jenis kelamin pria.
Dengan begitu, penyakit BPH hanya akan dirasakan oleh maupun dialami oleh pria. Dan bisa di kata hampir semua pria pernah mengalami pembesaran prostat, terutama pada pria dengan usia 60 tahun ke atas.
Kode ICD 10 BPH
Lalu untuk kode ICD atau kode BPJS dari penyakit BPH sendiri yaitu N40. Kode ini jelas berbeda dengan jenis penyakit lainnya yang menyerang tubuh manusia. Seperti misalnya KODE ICD/KODE BPJS ISK dengan BPH jelas tidak sama.
Dengan begitu, dengan adanya informasi kode ICD ini bisa membantu Anda yang bertanya dan ingin tahu mengenai kodenya. Apalagi bagi Anda yang penasaran dan ingin sekali mengetahuinya.
Penyebab BPH
Sampai saat ini BPH belum diketahui apa yang menjadi faktor mengapa prostat jinak membesar. Namun kondisi ini banyak yang menduga jika adanya perubahan pada keseimbangan kadar hormon seksual seiring pertambahan usia.
Di mana pada sebagian besar pria, prostat nantinya akan terus tumbuh seumur hidup. Jadi, jika sampai ukuran cukup besar, maka prostat akan menghimpit uretra (saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih ke lubang kencing).
Namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan atau memicu seorang seseorang dapat terkena pembesaran prostat jinak. Berikut beberapa faktor tersebut:
- Kurang olahraga
- Memiliki berat badan berlebih (obesitas)
- Memiliki keluarga yang juga mengalami gangguan prostat (genetik)
- Menderita penyakit jantung serta diabetes
- Rutin konsumsi obat hipertensi jenis penghambat beta
- Usia sudah masuk di atas 60 tahun
Gejala BPH
Lalu untuk gejala BPH itu sendiri apa? Ya, gejala akan muncul dengan tergantung keparahan gejala pembesaran prostat jinak pada penderita. Namun secara umum akan lebih memburuk dengan berjalannya waktu.
Sedangkan untuk gejala utama penderita benign prostatic hyperplasia (BPH) yaitu akan masalah atau gangguan saat buang air kecil. Seperti misalnya:
- Akan sering buang air kecil di malam hari.
- Aliran urine lemah dan terasa tersendat.
- Beser.
- Buang air kecil terasa tidak tuntas.
- Perlu mengejan saat buang air kecil.
- Urine akan menetes di akhir buang air kecil.
- Urine sulit keluar di awal buang air kecil.
Pengobatan BPH
Sedangkan untuk pengobatan pembesaran BPH akan tergantung dengan usia dan kondisi penderita, ukuran prostat dan juga tingkat keparahan daru gejala. Biasanya setelah berhasil di diagnosis, dokter akan memberikan pilihan metode pengobatan seperti:
1. Pemberian Obat
Dokter akan memberikan obat-obatan guna meredakan gejala, seperti misalnya obat penghambat alfa (tamsulosin dengan tujuan memudahkan buang air kecil).
Atau obat penghambat 5-alpha reductase, seperti finasteride atau dutasteride untuk mengecilkan ukuran prostat.
2. Mandiri
- Batasi asupan minuman dengan mengandung kafein dan alkohol.
- Batasi konsumsi obat pilek yang memiliki kandungan dekongestan dan antihistamin.
- Buat jadwal buang air kecil (tiap 4 atau 6 jam).
- Hindari minum sebelum tidur.
- Jaga berat badan untuk tetap ideal.
- Kelola stres dengan baik.
- Olahraga rutin.
- Tidak menunda buang air kecil.
3. Operasi
Bahkan jika prostat terbilang cukup parah, maka dokter bisa menyarankan untuk melakukan tindak operasi. Di mana operasi bisa menggunakan 2 metode, baik itu transurethral resection of the prostate (TURP) atau transurethral incision of the prostate (TUIP).
Pencegahan BPH
Agar terhindar dari penyakit BPH, maka Anda harus melakukan pencegahan. Lantas apa saja pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari penyakit BPH ini sendiri? Memang pembesaran prostat jinak tidak dapat dicegah.
Namun, upaya pencegahan bisa dilakukan dengan mencegah gejalanya tidak semakin memburuk. Seperti misalnya melakukan perawatan mandiri seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Selain itu, Anda juga bisa cegah kondisi semakin memburuk dengan langsung memeriksakan diri ke dokter saat mulai mengalami gejala. Hal itu, agar kondisi Anda bisa ditangani dokter sebelum muncul masalah lain.
Adanya kode ICD 10 dan informasi penting lain mengenai BPH yang kodebpjs.com sampaikan di atas, semoga bisa bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya. Apalagi bagi Anda yang penasaran akan kodenya.